من علامات الاعتماد على العمل
نقصان الرجاء عند وجود الزلل
( Daripada tanda bahwa engkau bersandar (bertuhan)-kepada amal,
hilangnya harapanmu kepada Allah ketika engkau kehilangan semangat ibadah)
Adakah manusia
sempurna?? Tidak ada, yang Maha Sempurna hanya Allah SWT. Rasulullah SAW
merupakan manusia paripurna, ia adalah mahluk yang mulia, bahkan kemuliannya
dipuji oleh Allah SWT. Ia adalah kekasih Allah, manusia pilihan yang diturunkan
sebagai rahmat bagi semesta. Namun ia bukan Allah yang Maha Sempurna, ia ma’shum
sebagai Rasulullah, namun secara basyariah ia tetap memerlukan makan, minum,
tidur, keluarga dan fasilitas lain yang digunakan oleh manusia kebanyakan. Lalu
apa yang menjadikan rasulallah sebagai ‘Insan Kamil’ atau manusia sempurna?? Karena
ia tak pernah menghadirkan ke’aku’annya selaku manusia, ia patuh dan tunduk
kepada Allah SWT secara totalitas, ia tak pernah membantah taqdir Allah yang
menetap padanya. Sedari kecil baginda mulia telah ditinggal oleh ayah dan
bunda, namun hal itu tak mengecilkan semangat juangnya untuk tumbuh dan
berkembang, karena di lubuk hatinya yang terdalam ia memiliki TUHAN yang Maha
segalanya. Kekuatan spiritual yang tak bisa dibeli dengan uang, harta, kekayaan
apalagi jabatan. Pengabdian, hanya itulah yang membuat beliau SAW menjadi
manusia yang sempurna. Mengikuti ajarannya mendatangkan cinta Allah dan
ampunan-Nya.
Adalah kita manusia
yang lemah, yang sering bersandar kepada amal, kita merasa bertuhan saat kita
melaksanakan ibadah, sementara ketika dzanban (dosa) dan ghaflah (kelalaian)
datang kita seolah kehilangan Allah. Allah dianggap ada dan tiada seiring
dengan pengabdian dan kedurhakaan. Apakah tuhannya orang yang bermaksiat bukan
Allah?? Kalau jawabannya tentu saja Allah, berarti Allah tak pernah kehilangan
eksistensi-Nya meskipun semua mahluk durhaka kepada-Nya atau bertambah
kemulian-Nya ketika semua mahluk ta’at pada-Nya. Allah tetaplah Allah dengan
segala ke Agungan-Nya, mau taat atau bermaksiat kita, Dia tetaplah Dia.
Lalu apa maksud dan
hikmah perkataan syekh ibnu aththaillah di atas??
Beliau (syekh)
mengingatkan kepada kita untuk tetap menjada ketauhidan yang murni, bahwa Allah
SWT tidak datang dan pergi, ada dan tiada, muncul dan hilang, Allah senantiasa
wujud, tak pernah berkurang apatah lagi menghilang baik kita dalam keadaan
beribadah atau tidak sekalipun. Syekh mengatakan bahwa Tuhan kita Allah, bukan
ibadah itu sendiri. Ibadah adalah dampak dari cinta dan kerinduan kepada Allah,
sementara kemaksiaatan adalah wujud dari kelemahan manusia sejati. Saat engkau
sedang dalam keadaan rajin beribadah janganlah engkau sangka-kan bahwa ibadah
itu hasil dari kemampuanmu, melainkan buah cinta dari Allah SWT, sementara
ketika engkau terlepas dari ibadah (futur), engkau tetap harus menguatkan roja
(harapan) kepada Allah untuk mengampunimu, membimbingmu dan merangkulmu kembali
pada hal-hal yang diridhoi-Nya. Jadi jelaslah sudah yang dimaksudkan dengan
syekh bahwa siapakah TUHAN bagi orang-orang yang tersesat? Atau siapakah TUHAN
orang-orang yang kafir itu? Al-Qur’an menjawab “ milik Allah-lah apa-apa yang
ada di langit dan di bumi “ (Q.S. Al-baqarah : 284) .
Siapakah yang dapat
memberi orang-orang yang tersesat itu petunjuk? Atau mengampuni orang yang
berdosa itu? Jawabnya adalah Allah! Sungguh matahati yang terbuka, ia tidak
akan bersandar kepada amaliah diri, tetapi sandarannya adalah Allah SWT. Ingatlah kembali kisah yang diriwayatkan oleh
imam bukhori dalam sahihnya, tentang si pembunuh 100 orang yang memiliki roja
(harapan) akan ampunan Allah, dan pada akhirnya kekuatan prasangkanya (dhon)
kepada Allah mengantarkannya kepada surga. Atau kisah si pelacur yang memberi
minum seekor anjing, asbab itulah ia dirahmati Allah dan diampuni dosa-dosanya.
Mari kita buka satu
kisah dalam sebuah kitab :
Hiduplah seorang
pemuda yang ahli ma’siat, sampai ketika ia akan meninggal dunia, ia berkata
kepada ibunya yang sebatang kara “ duhai ibuku, engkau tahu kalau aku adalah
ahli durhaka, tak ada dosa yang tidak aku lakukan, dan ketahuilah olehmu saat
aku mati nanti, takkan ada orang yang akan memandikanku, mengafaniku,
menyolatkanku dan menguburkanku, hanya engkau sendiri wahai ibu. Untuk itu aku
minta engkau meridhoi aku yang telah menyakitimu selama ini, dan hanya itu yang
aku inginkan. Tidak berapa lama si pemuda meninggal dunia, dan apa yang ia
katakan benarlah, tak ada satupun warga yang datang menjenguk jenazahnya hingga
saat ibunya membawa ke kuburan bertemu dengan Malik bin Dinar seorang alim dan
abid. Malik bin Dinar keheranan mengapa ada seorang tua yang membawa jenazah
sendirian, di mana penduduk kampung lainnya, rasa penasaran membuat Malik bin
Dinar mengikuti sang ibu tersebut sampai di kuburan. Saat jenazah itu sudah
diletakkan dalam tanah, sang ibu berkata “ Ya Allah, saksikanlah bahwa aku
ridho terhadap anakku, dan engkau berjanji bahwa ridhonya orang tua merupakan
keridhoan-Mu, maka ridhoilah ia!” setelah sang ibu menguburkan jenazah anaknya.
Malik bin Dinar memberanikan diri bertanya apa gerangan yang menimpa anaknya
sehingga tak ada satupun warga yang mau membantu si ibu. Sang ibu menceritakan
apa yang dikatakan dan diminta oleh anaknya. Malik bin Dinarpun dapat memahami
kenapa hal itu sampai terjadi, keduanya pulang ke gubuk masing-masing. Saat
malam Malik bin Dinar bermimpi bertemu Rasulallah SAW dan mengatakan “ wahai
malik, ketahuilah olehmu bahwa lelaki itu mendapatkan ridho dan ampunan Allah
SWT, karena keridhoan orangtuanya. “
Subhanallah......
Adakah kita bisa
menentukan kebaikan dan keburukan seseorang? Tidak! Yang harus kita lakukan
hanyalah selalu bersangka baik dengan Allah SWT dan menguatkan roja (harapan)
kepada Allah SWT, baik dalam ketaatan maupun saat bergelimang dosa dan
kesalahan, karena memang Hanya Allah-lah tempat bersandar semua mahluk.
Wallahu a’lam
bishshowab.
Sufi Kaki Lima
Pencerahan yg indah...
BalasHapusAllah maha pengampun.
Terimaksih guuruu besar.
AllohuAkbar
BalasHapusSaya suka dengan artikel ini... terima kasih... senang2 jemput singgah di kindhearty.blogspot.com
BalasHapuskajian yang aaajiiib...
BalasHapussilahkan mampir juga ke blog
http://sebutirhikmah.blogspot.com/
Izin share (copas sebagian)
BalasHapusIzin share (copas sebagian)
BalasHapus